Tendangan Pisang
Perhelatan
SeaGames 2011 telah usai sudah, dengan hasil Indonesia meraih posisi menjadi
juara umum meskipun masih lekat pada ingatan kita pada pertandingan final laga
sepak bola timnas U23 Indonesia atau Garuda muda ditaklukan oleh macan asia,
Malaysia pada adu pinalti. Hasil ini menambah serentatan daftar sejarah
perjalanan persepakbolaan dalam negeri. Tak lama setelah berakhirnya SeaGames
dilangsungkan laga persahabat LA galaxy dengan tim garuda yang merupakan
gabungan timnas senior dengan timnas U23. Tak pelak lagi, beberapa hari sebelum
pertandingan pemberitaan pun semakin menyeruak, hal ini disebabkan oleh adanya
bintang sepak bola legendaries yakni David Beckam. David backam merupakan salah
satu bintang sepak bola yang legendaries akan tendangan bebasnya melengkung
yang kita kenal dengan ‘tendangan pisang’. Bagaimana
sebenarnya analisis secara fisika akan tendangan pisang ini ? .
Tendangan pisang ini telah lama dan banyak memperoleh perhatian dari berbagai pihak. Pada tahun 1852 Gustav magnus meneliti sebuah bola yang bergerak sambil berotasi. Gerakan bola ini menimbulkan aliran udara. Akibat rotasi bola, aliran udara yang serah dengan arah rotasi bola (A) bergerak relative lebih cepat dibandingkan aliran udara pada sisi bola lain (B). Menurut bernouli semakin cepat udara mengalir, semakin kecil tekanannya. Akibatnya tekanan di B lebih besar dibandingkan tekanan di A. Perbedaan tekanan ini menimbulkan gaya yang membelokan bola kea rah A. Membeloknya bola akibat perbedaan tekanan udara ini sering disebut efek magnus untuk menghormati Gustav Magnus.
Pada tendangan bebas, bola yang bergerak dengan kecepatan 100km/jam dan berotasi dengan putaran tiap detiknya, dapat menyimpang atau membelok lebih dari 4 meter, cukup membuat penjaga gawang kebingungan.
Yang
juga membuat beckham lebih spektakular adalah efek lengkungan tajam di dekat
akhir lintasan bola. Lengkungan tajam yang tiba-tiba inilah yang membuat kipper-kiper
terperangah karena berbelok begitu sangat cepat dengan tiba-tiba. Apa yang
menyebabkan ini ?
Peneliti Inggris, Peter Bearman mengatakan bahwa efek magnus akan mengecil jika kecepatan bola terlalu besar atau rotasinya lebih lambat. Jadi untuk mendapatkan efek magnus yang besar, seorang harus membuat bola berputar cepat tetapi kecepatannya tidak boleh terlalu cepat. Ketika Beckham menendang bola secara keras mulai membelok akibat adanya efek magnus. Gerakan bola dengan udara akan memperlambat gerakan bola (kecepatan bola berkurang). Jika rotasi bola tidak banyak berubah, maka pengurangan kecepatan dapat menyebabkan efek magnus bertambah besar, akibatnya bola melengkung lebih tajam, masuk gawang, membuat penonton berdecak kagum.
Comments
Post a Comment