Ramadhan 1435 H (Episode 1 - Bersambung) [Do'a]
Bismillahirrahmanirrahim…
Ramadhan 1435 H volume (6)
Alhamdulillah, dapat menikmati pagi di
rumah, sejenak rehat dari hiruk pikuk kota besar, Surabaya. Sebenarnya di
daerah ataupun di kota besar sama saja, tergantung dengan pengorganisasian
dalam diri sendiri (kedekatan pada Yang Maha Mengatur Hidup), namun jelas
kentara berbeda sekali, lebih besar tantangan di kota besar daripada di daerah.
Subhanallah..Ramadhan benar-benar berkah, sangat berkah, setiap detik yang dilalui Allah memberikan nikmat yang luar biasa, (speechless). Seperti kebiasaan sebelumnya, pagi merupakan salah satu kondisi yang nyaman dan efektif untuk menulis. Demikian halnya dengan pagi ini, ingin sedikit berbagi, share pengalaman, dan sedikit ilmu yang di miliki. Semoga amal kebaikan ini tercurah untuk kedua orang tua. Aamiin
Tidak ada yang kebetulan, semua skenario terbaik dari Allah. Demikian halnya dengan berbagai kejadian yang aku alami selama ramadhan kali ini.
Semuanya bermula sebelum ramadhan,
jauh-jauh hari sebelum ramadhan telah mempersiapkan diri, lebih tepatnya untuk
membiasakan diri untuk melakukan ibadah, ngaji, membaca buku (menambah
pemahaman tentang agama), membiasakan sholat tepat waktu, dan lain lain. Semuanya
itu diikhtiarkan ditangah-tengah kesibukan perkuliahan yang padat. Telah
diniatkan dan membeli tiket juga untuk mengikuti Family Entertraining Muhammad
Teladan ku, dimana pelaksanaannya bertepatan dengan 1 Ramadhan. Namun, apa mau
dikata, kedodoran, pembiasaaan yang kurang dari jauh-jauh hari sebelumnya, yang
seharusnya telah dipersiapkan 2 hingga 3 bulan menjelang Ramadhan, ini
dipersiapkan intens 1 bulan menjelang Ramadhan. Semua yang direncanakan buyar,
kurang mampunya dalam mengatur jadwal membuat badan drop pada awal menjelang
Ramadhan, klimaksnya sakit tipes kambuh di awal Ramadhan yang menyebabkan 2
hari berturut-turut tidak dapat melaksanakan puasa. Rasanya sangat sedih sekali,
ketika sebelumnya sangat khawatir untuk kesempatan berjumpa dengan Ramadhan,
dan Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk berjumpa, namun tidak bisa
memanfaatkan dengan maksimal. Ini bulan agung, tamu istimewa, perlakuannyapun
kudu istimewa juga. Ketika kondisi seperti itu rasanya sedih sekali. Banyak hal
yang difikirkan, banyak hal untuk intropeksi diri. Hingga pada kesimpulan,
sebenarnya diri ini sangat lemah, tanpa bantuan Nya tak dapat melakukan
sesuatupun, kita berusaha untuk melakukan hal baik, namun tanpa bantuan Nya
tidak akan terjadi. Demikianlah sebenarnya hakikat do’a. Do’a tidak sekedar
untuk meminta kebutuhan yang kita perlukan, namun lebih pada pengakuan diri
akan ketidak berdayaan, memohon bantuan kepada Allah SWT.
Jika difikir, sehari menjelang
Ramadhan, memasuki ramadhan hingga beberapa hari berikutnya sering Allah
memberikan petunjuk dari arah yang tidak disangka-sangka tentang do’a, sering
terjadi hal yang demikian, diberi petunjuk dari arah yang tidak disangka-sangka.
Mungkinkan ini yang dinamakan rejeki yang datang dari arah yang tak
disangka-sangka ? wallahua’lam… sebenaranya tak diperbolehkan mempersempit
makna rejeki hanya terbatas pada materi saja, sehat itu juga rejeki, petunjuk
Allah itu juga rejeki, ketenangan hati itu juga rejeki, dan masih banyak hal
lainnya.
Berkaitan dengan do’a, ketika membaca
bukunya mas rifai yang berjudul “Hidup Sekali, Berarti, Lalu Mati” dan “Tuhan,
Maaf Kami sedang sibuk”, juga tak sengaja membaca status teman di facebook.
Semuanya berkaitan dengan do’a, seperti dingatkan berkali-kali tentang hakikat
do’a tersebut. Demikianlah rangkumannya
“Terkadang kita bingung, berdo’a yang
seperti apa, kita sedang berdo’a atau menyuruh Tuhan, namun dalam penjelasan
buku “Tuhan, maaf kami sedang sibuk”, Allah menerima setiap do’a hambanya
menurut kadar pengetahuannya. Ketika kita berdo’a, ingat akan begitu banyaknya
dosa yang telah dilakukan, merasa malu, apa pantas kita yang memiliki begitu
banyak dosa berhak untuk meminta. Allah mengabulkan do’a iblis untuk meminta penangguhan
hingga kiamat, kita yang masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri,
insyaAllah dikabulkan. Do’a sebenarnya tidak sekedar untuk meminta apa yang
kita butuhkan, namun lebih pada pengakuan akan ketidak berdayaan diri kepada
Tuhan nya. Allah dalam Al Qur’an telah berjanji akan mengabulkan do’a setiap
hambanya. Hingga diperintah untuk berdo’a bersungguh-sungguh, dengan keyakinan
do’a akan dkabulkan. Janji Allah itu pasti. Berdo’alah untuk diberi kemudahan
beribadah, kemudahan untuk melakukan hal-hal yang baik, dan untuk jodoh. insyaAllah
di buku “Tuhan, maaf kami sedang sibuk” diceritakan bahwa salah seorang
pengusaha sukses diminta sarannya tentang suksenya usaha yang dilakukan,
beliaupun berpesan ketika saya menginginkan sesuatu sambil membaca Ya Rahman,
Ya Rahim diulang-ulang di dalam hati. Tak sengaja membaca status di facebook
yang berisi demikian, salah satu do’a yang dikabulkan yakni do’a orang yang
menjaga kesuciannya (menjaga wudhu’), dan lagi status salah seorang dosen ITS
yakni berdo’a dengan diawali bersyukur atas nikmat yang Allah berikah. Sering bersyukur
akan nikmat membuat tingkat kebahagiaan bertambah. Status teman yang lain juga
berkaitan dengan do’a, beliau bercerita tahun lalu beliau berkeinginan untuk
menikah, diniatkan mulai awal Ramadhan berdo’a dengan sungguh-sungguh untuk
menikah, dan diucapkan setiap saat di dalam hati, dan yang tak kalah membuatku
terpaku yakni, sebuah hadist, yang tak sengaja sering membacanya, yakni “Hati manusia adalah kandungan rahasia dan sebagian lebih
mampu merahasiakan dari yang lain. Bila
kamu mohon sesuatu kepada Allah ‘Azza wa Jalla maka mohonlah dengan penuh
keyakinan bahwa doamu akan terkabul. Allah tidak akan mengabulkan doa orang
yang hatinya lalai dan lengah. (HR. Ahmad)”
#Ikatlah Ilmu dengan mencatatnya (Imam Syafi'i)
#Wariskanlah ilmu kepada generasi berikutnya dengan tulisan (literasi) (Anonim)
#Ikatlah Ilmu dengan mencatatnya (Imam Syafi'i)
#Wariskanlah ilmu kepada generasi berikutnya dengan tulisan (literasi) (Anonim)
Comments
Post a Comment