Kematangan Emosi

Entah saya belum mengerti lebih jauh akan hubungan antara gejolak emosional dengan menulis. Mungkin terdapat sebuah hubungan, menulis menjadi salah satu bentuk penyaluran emosi, entah itu perasaan senang,sedih, marah, dll. Terkadang dengan menulis ketika perasaan sedang klimakas, begitu mudah untuk mengalir, dan kemudian merasa sangat 'plong', hehehe ... 

Seperti halnya pagi ini, saat ketika aku menulis ini, perasaan sedang bercampur aduk. Pagi yang cerah, diawali dengan menghirup udara yang begitu segar dan olahraga (olahraga nyapu halaman, hahaha :p ). Seringnya ketika melakukan aktivitas dengan berfikir. Pagi ini berfikir untuk merangkai sebuah ide, hap...hap...hap.. satu..dua..tiga...ide bermunculan, bak seperti jaring laba-laba, terangkai antara satu dengan yang lainnya. Menyapu halaman selesai dilanjutkan dengan membersihkan bagian rumah yang lain, emm... akan tetapi tadi ketika menyapu halaman, sempat ada telepon masuk namun tak sempat terangkat, ah..mungkin juga dari saudara, tebakan ku tak meleset, bener sekali. Akhirnya aku telepon kembali dan ibu yang berbincang dengan bibi. Masih berkaitan dengan kabar kemarin, yakni tentang pemilihan sebuah pemimpin di suatu wilayah. Sejak memiliki hak untuk memilih pada tahun 2009, baru kali ini menggunakan hak pilih, dan ini juga dilatarbelakangi tak ingin dipimpin oleh pemimpin yang kurang baik, karena begitu beredar kabar, desas-desus yang berkembang, terdapat calon pemimpin yang kurang kompeten. Apalah jadinya jika dipimpin oleh orang yang kurang kompeten dan kurang baik ? bagaimana kedepannya untuk generasi ini ? hah !. Lantas, yang terjadi, sangat disayangkan sekali, yang terpilih adalah yang kurang kompeten dan kurang baik, hmmm.... (sambil menarik nafas panjang). Rasanya hati ini kurang ridlo dengan apa yang terjadi. Namun, selalu teringat, setiap yang terjadi baik atau buruk semuanya sudah mendapatkan ijin Nya. Bahkan, dalam pemilihan ini, jika pada akhirnya yang terpilih adalah yang kurang kompeten. Terkadang bertanya dalam hati, apa yang sebenarnya akan ditunjukan Rabb ku ?


Berita di pagi ini sedikit membuat mood ku kurang baik, dan urung untuk menuliskan ide. Yah, terkadang kita dituntut untuk profesional, bagaimana kondisi 'mood' mu, harus melakukan yang terbaik, di sinilah belajar untuk memenejemen emosi. Momentum yang sangat bagus untuk dipraktikan. Menjadi tua itu pasti, namun kedewasaan adalah pilihan. Terkadang dewasa atau tidak nya seseorang dapat dilihat dari bagaimana ia memenejemen emosinya. Karena sebenarnya kita tidaklah hidup sendiri, kita berada di sebuah lingkungan, merupakan mahluk sosial yang acap kali berinteraksi dengan yang lain. Jangan sampai karena 'mood' kita yang kurang bagus, bisa merusak hubungan dengan orang lain. Itulah perlunya kematangan emosi. Tak mudah, namun bisa diusahakan. 

Mungkin, salah satu untuk meredam atau menyalurkan nya bisa melalui aktivitas menulis, yeah.. seperti yang sedang saya lakukan saat ini. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat, sekaligus untuk intropeksi diri... 

 

Comments

Popular posts from this blog

Parenting : Bagaimana jadi emak rempong yang sabar ?

Pecah ketuban dini