Bumi

Pagi, bagiku selalu menyenangkan …

Saat menikmati segarnya udara pagi, saat riwehnya dengan mengurus rumah, namun bagiku pagi selalu menyenangkan. Pada saat pagipun ide-ide segar menggelantung untuk dipetik dan dituangkan dalam bentuk tulisan. Meski saat menulis inipun tidak terlalu pagi, dimana pada jam di laptop menunjukan pukul 7:40 AM. Tak bisa dihindari, gelora yang ada di dalam hati ingin segera disalurkan dalam bentuk tulisan. Yah..aktifitas menulis telah menjadi hobiku sejak SMA, saat masih berbau kencur, aktifitas menulisku lebih didominasi dengan tulisan-tulisan “Bombay”, hahahaha…. Tapi itu menyenangkan, entah..di mana diary ku saat itu, rasanya malu sekali jika dibaca oleh orang lain, ah..ternyata masa itu ada, dan aku pun pernah melewatinya. Geli..jika mengingat episode kehidupan ketika masa transisi remaja menuju dewasa.

Sejenak, mengenang masa-masa SMA, dulu dalam hal mata pelajaran bahasa Indonesia, terutama dalam hal membuat karangan sangat kurang sekali, berbeda dengan sekarang, lebih mudah dalam menuangkan suatu hal atau ide meski juga masih begitu banyak koreksi sana-sini, hehe. Ketika itu, karangan ku begitu jelek, banyak kata yang diulang-ulang, kurang padu, dan pada mata pelajaran bahasa Indonesia aku pernah remidi, oh… ini aku tinggal di mana, hingga remidi ? padahal, mengarang sudah diajarkan sejak SD, eh..hingga 12 tahun (SD hingga SMA) berlalu ada apa dengan ku, mengapa begitu lemah dalam hal mengarang. Usut punya usut, lagi-lagi hal tersebut ditemukan dengan sendirinya, otodidak, tapi bukan berarti tanpa ada yang mengajari, bagiku apapun itu, semuanya merupakan Ilmu dari yang Maha Kuasa, selalu ada jalan, entah itu dalam waktu yang cukup lama ataupun cepat kita memperolehnya, hal itupun yang dapat dijadikan pijakan bahwasannya keterbatasan bukan menjadi alasan kita untuk kufur nikmat. Ah..bersyukur memang selalu menentramkan, membuka peluang pintu-pintu keberkahan berikutnya, hihihihi ….

Nah.. rahasia dari bagaimana kita dapat berkomunikasi dengan baik dalam bentuk karangan yakni dengan banyak membaca. Bagaimana kita dapat mengarang jika kosakata yang dimiliki minim, bagaimana bisa memiliki kosa kata yang luas jika membaca hanya satu, dua buku. Aktifitas membaca telah lama aku sukai, sejak kecil, sebelum mamasuki SD, di rumah yang begitu sederhana, kurang lebih 11 tahun aku habiskan masa kecilku. Di rumah begitu banyak tumpukan buku-buku, bukan milik sendiri, lebih tepatnya rumah sebagai tempat penitipan, karena jika buku tersebut disimpan di sekolah. Kemungkinan besar hilang, bukan untuk dibaca tapi dibuat petasan, hahahaha….  Setiap peristiwa selalu berkaitan satu sama lain yaa… Entah mengapa aku sangat tertarik dengan buku-buku tersebut, hampir semua buku aku baca, merasa menyenangkan dengan aktifitas membaca, hingga stok buku yang aku baca habis, bosan pula mengulangi buku yang sudah aku baca, hingga akhirnya mereduksi kebiasaan membacaku, mau tak mau aku lebih banyak membaca buku teks pelajaran, yang sedikit membosankan, imajinasiku terkesan stagnan, hahahaha…. Mau beli buku cerita, ah… tak terfikir, karena keterbatasan dana, jika kini mengingat kondisi tersebut, sangat bersyukur, Allah memberika kesempatan lebih untuk ku membeli buku, hingga memiliki keinginan untuk membuat perpustkaan di rumah. Namun mengapa selama bertahun-tahun karangan ku jelek sekali ? entahlah..mungkin juga belum menemukan ilmunya, dan kurang latihan, seperti saat ini pun masih terus belajar …. Hihihihi…

Eh…sebenarnya topik tulisan ku kali ini bukan tentang menulis karangan atau manfaat membaca, ah.. jadi ngelantur kemana-mana. Ini perluu diperbaiki memang, perlu belajar lagi, karena salah satu impian ku yakni suatu saat nanti ingin menjadi penulis, semoga karyanya dapat bermanfaat bagi khalayak luas.
Pagi ini lagi-lagi diingatkan ! maka, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. Masih teringat dengan kejadian kemarin ketika naik kereta. Sebenarnya tidak terlibat langsung dalam obrolan, hanya pendengar, namun dalam obrolan tersebut ada beberapa hal yang tidak sepakat, dan hal tersebut terngiang hingga pagi ini, dan aku ceritakan pada ibu, tentang pemahaman apa yang aku pegang, tanpa disadari mungkin sedikit ngeyel, dan baru disadari ketika tak sengaja membuka facebook, lagi-lagi seperti diingatkan, salah satunya melalui postingan Bang Tere Liye, demikian

Sekali kita ngotot merasa pendapat kita benar, maka detik itu pula gugur sudah semua kebenaran yang kita yakini.
Sekali kita menganggap orang lain sesat, kita lebih mulia, maka detik itu pula terhapus sudah semua derajat kemuliaan itu.
Pikirkan dalam2, agar bisa melihat betapa jernihnya nasehat lama ini. *Tere Liye

Astagfirullah….sangat berkecamuk didalam pikiran, namun aku sangat bersyukur, Allah…memberikan nikmat yang luar biasa, diingatkan kembali. Maka, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?, Membuatku terhenti, tak bisa mengungkapannya dengan kata-kata, hanya merenung, memikirkan banyak hal tentang hidup ini.

 
Novel yang aku baca di kereta dalam perjalanan Surabaya - Tulungagung ^_^

Comments

Popular posts from this blog

Parenting : Bagaimana jadi emak rempong yang sabar ?

Pecah ketuban dini