God of Study


God of Study, salah satu drama Korean yang diadaptasi dari manga Jepang, Dragon Zakura yang menceritakan seorang pengacara yang berusaha menyelamatkan SMA Byung Meon dari penutupan. SMA yang dikenal dengan sebutan ‘toilet’. Kondisi yang begitu memprihatinkan, siswa yang memiliki minat belajar yang rendah, nakal, dan pembelajaran yang tidak efektif. Pengacara tersebut membentuk kelas khusus untuk mempersiapkan siswa lolos seleksi masuk Universitas Chun Ha, salah satu universitas terbaik di korea.

Pembentukan kelas khusus oleh Pengacara Jang bukanlah hal yang mudah. Mulai dari merekrut siswa, merubah pola pikir lama. Dimana, mereka merasa tidak ada gunannya belajar keras karena berbagi keterbatasan yang mereka miliki, anak yang memiliki latar belakang keluarga rusak, tidak mendapat dukungan orang tua, kesulitan ekonomi, dan tidak mudah memahami materi pelajaran, akan sulit untuk bisa diterma di Universitas Chun Ha. Mereka menganggap hal tersebut merupakan omong kosong. Berbagai alasan mereka utarakan, bahwa untuk diterima di Universitas Chun Ha adalah hal yang mustahil. Drama ini menunjukkan bagaimana orang-orang yang pesimis selalu memiliki beragam alasan untuk tidak berusaha, menganggap usaha yang dilakukan akan sia-sia. Disisi lain, pihak sekolah, pimilik yayasan dan guru-guru tidak sepenuhnya mendukung ide ini, bahkan hampir mayoritas guru menolak, dan menginginkan pengacara tersebut untuk keluar.

Drama ini menunjukan dua proses pembelajaran. Pembelajaran tidak kondusif terjadi pada pembelajaran yang biasanya terjadi di SMA Byung Meon, dan pembelajaran kondusif yang dilaksanakan di kelas khusus persiapan masuk Universitas Chun Ha. Pembelajaran tidak kondusif, dimana kelas yang tidak termenejemen dengan baik, siswa ramai, tidak memperhatikan penjelasan guru, cara mengajar guru yang monoton. Sedangkan, pembelajaran kondusif, kelas yang efektif, metode guru yang baik, kelas yang menyenangkan. Salah satu metode pada mata pelajaran ‘matematika’ yakni, dalam mengerjakan soal menggunakan dua tangan bersamaan, tangan kanan digunakan untuk menulis jawaban, tangan kiri untuk mengkoreksi pekerjaan tangan kanan. Beragam tips metode belajar dari mata pelajaran lain, seperti IPA dengan pohon ingatannya, bahasa korea, dan bahasa inggris tersaji dalam drama ini. Saya rasa sangat mebantu dalam belajar. Telah saya coba praktekan, hehe…

Tidak sekedar pembelajaran yang dikemas yang menyenangkan tapi juga kerja keras yang harus dilakukan oleh siswa. Tidak peduli bagaimana latar belakang siswa yang banyak masalah. Orang tua yang tidak mendukung, kesulitan ekonomi yang menyebabkan untuk bekerja sampingan, keluarga yang ‘broken’. Semua kelemahan, kekurang, dan kesulitan yang dihadapi, tidak mengurangi kesempatan untuk sukses, dan diterima di universitas terbaik, selama terus belajar keras. Belajar keras dan fokus. Setiap siswa berhak dan memiliki kesempatan untuk diterima di universitas terbaik selama dia berusaha dan belajar dengan keras.

Selama proses belajar keras yang dilakukan, dalam drama ini juga ditampilkan bahwa menjaga kondisi kesehatan tidak dapat diabaikan, ditunjukan dengan aktifitas bangun pagi dilanjutkan dengan olahraga, makan, dan istirahat dengan cukup.

Ditampilkan juga, sebuah kondisi psikologis yang akan dialami siswa ketika remaja, masa transisi menuju dewasa, yakni ‘ketertarikan pada lawan jenis’. Pesan yang terselip ditujukan pada orang tua, guru, dan siswa sendiri. Dari pihak orang tua dan guru, harus peka dengan kondisi siswa, dimana pada saat yang tepat memberikan pemahaman baik tentang bagaimana mengelola perasaan tersebut sehingga tidak mengganggu fokus belajar dan hubungan antar teman. Sudut pandang siswa sendiri, memberikan pesan, harus bisa memenejemen perasaan, tetap menjaga hubungan antar teman, dan fokus pada apa yang dicita-citakan. Kondisi patah hati yang tidak seharusnya mengganggu belajar. Penyikapan dengan baik. Kondisi yang dialami siswa harus benar-benar dipahami oleh guru dan orang tua.

Pembelajaran yang keras bermuara bukan untuk diterima di Universitas Chun Han, tapi siswa dapat menemukan apa tujuan hidup yang ingin dia capai, ‘passion’.

Pesan dari drama ini adalah, pembelajaran yang dilakukan selama ini, dimarahi, menyemangati diri bukan untuk membantu masuk universitas.  Jika kalian mencoba dengan keras, kalian akan lebih mudah. Tidak peduli apakah diterima di Universitas Chun Ha atau tidak. Kalian punya kekuatan untuk bertahan di dunia yang keras ini. Belajar yang nyata adalah belajar mengenai cara hidup di jalan yang benar.


Fitri pribadi menambahkan, apapun peran yang sedang dilakoni, entah itu posisi sebagai anak, siswa, guru, orang tua, dan masyarakat,  jalankan dengan amanah dan terbaik. 




Comments

Popular posts from this blog

Parenting : Bagaimana jadi emak rempong yang sabar ?

Pecah ketuban dini