‘terimakasih untuk hari ini’

Kamis, 1 January 2015

Hari pertama di tahun baru masehi. Banyak yang membuat resolusi dan harapan baru di tahun baru. Bagiku lebih menitik beratkan pada do’a, semoga apa yang aku ikhtiarkan, aku pilih, membawa manfaat dan keberkahan, jika pun keliru, semoga Allah mengganti dengan yang lebih baik. Bekerja keras untuk melaksanakan tanggung jawab yang diberikan.

Tahun baru, menjadi event wisata, ah…refreshing bagi kebanyakan orang. Berkumpul bersama keluarga, entah itu mengunjungi tempat wisata yang dekat dengan rumah, luar daerah, dan bahkan luar negeri. Berwisata kuliner, dll. Beragam hal aktifitas yang dilakukan. Berbagai hal cara yang dilakukan untuk merayakan ‘Tahun Baru Masehi’. Banyak perbedaan pendapat dalam memaknai tahun baru masehi ini. Ah.. entahlah, setiap orang memiliki cara pandangnya masing-masing. Hal yang perlu diperhatikan yakni ‘niat’. Segala perbuatan yang kita lakukan bergantung pada niat. Kita tidak akan tahu niat masing-masing orang dalam melaksanakan aktifitas yang mungkin juga bertepatan dengan tahun baru. Satu hal, jangan mudah untuk menilai orang lain buruk karena mereka melakukan aktifitas pada tahun baru. Entahlah… kita tidak pernah tahu.

Tak perlu menunggu tahun baru untuk berwisata, tak perlu ke tempat jauh untuk menikmati indahnya alam. Disekitar kita, aktfitas sehari-hari yang kita lakoni juga dapat menimbulkan kebahagiaan. Karena bahagia itu bersumber dari mata air kesyukuran. Bersyukur atas segala nikmat yang diberikan. Makan tahu dan sambal saja, dapat merasakan kebahagiaan. Minum air putih, melihat kendaraan yang berlalu lalang, melihat burung berterbangan, melihat kucing mengeong, dan masih banyak hal lain yang sering dianggap remeh, namun dapat menimbulkan ketenangan jiwa, sumber kebahagiaan.

Seperti halnya hari ini, merasa sangat bersykur dapat memandang indahnya karunia Allah, menikmati makanan dengan pemandangan persawahan, padi yang mulai menguning, dan panorama Gunung Wilis. Alhamdulillah

‘terimakasih untuk hari ini’





Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Parenting : Bagaimana jadi emak rempong yang sabar ?

Pecah ketuban dini